#19TahunLengsernyaSoeharto



Tumbangnya rezim Soeharto, 19 tahun yang lalu adalah kemenangan kecil Rakyat merebut kedaulatannya, yaitu perjuangan untuk demokrasi seluas-luasnya. Oleh karenanya jalan Rakyat merebut kedaulatannya masihlah panjang. Nyatanya sejak saat itu militer (dengan militerismenya) sebagai entitas pokok dari berdiri kokohnya rezim Soeharto masihlah hadir dan terus berupaya menghambat demokrasi hingga kini.
Lebih jauh lagi malah potensi potensi menggunakan militer secara efektif untuk menghambat perkembangan demokrasi agar lebih maju lagi (seperti di era orde baru) kian terlihat bersamaan dengan akumulasi modal yang makin masif saja dari hari ke hari. Militer (TNI/Polri) beserta organ organ sipil reaksioner bentukannya selalu hadir jadi alat negara untuk menggebuk, membungkam, memberangus kebebasan Rakyat untuk berpendapat, berserikat dan menuntut hak-haknya di berbagai sektor misalnya di sektor perburuhan dan agraria. Tentu saja dengan kekerasan, sehingga melahirkan korban-korban.
Di era rezim Jokowi-JK saja, tahun 2016 Komnas HAM mencatat ada 2.290 pengaduan yang ditujukan ke kepolisian dan 280 pengaduan yang ditujukan ke TNI. Hal ini menjadi bukti bahwa TNI dan Polri hanya menjadi alat negara untuk merepresi rakyatnya.
Maka dari itu kami dari Komite Aksi 21 Mei mengajak kawan-kawan untuk terlibat langsung mengkampanyekan "Tumpas sisa sisa Orde Baru; Buka Ruang Demokrasi Seluas-luasnya dan Lawan Militerisme" yang akan dilakukan pada hari Senin, 22 Mei 2017 di depan Gd. Merdeka (Jl. Asia - Afrika, Bandung) pukul 13.00 WIB
Komite Aksi 21 Mei: Pembebasan, Front Mahasiswa Nasional, FNKSDA, UKSK UPI, Rakapare, MYC
CP: (089638391744) Momon atau (089639682535) Dayat

PEMBEBASAN Bandung

Mari Berteman:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar